Di zaman yang serba sulit ini pasti ada saja orang yang melakukan kecurangan demi untuk mendapatkan uang mulai dari korupsi, menipu, hingga kecurangan lainnya. Nah kasus yang akan saya angkat berikut ini adalah kecurangan dari para pengrajin atau pedagang tempe.
Dengan melihat kelemahan dari para consumer, mereka dengan tega - teganya mencampuri, mengurangi atau kecurangan lainnya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sungguh tragis...
Dengan melihat kelemahan dari para consumer, mereka dengan tega - teganya mencampuri, mengurangi atau kecurangan lainnya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sungguh tragis...
"Tempe bukan makanan orang jawa, tempe juga bukan makanan orang sunda, tempe ada di Sumatera, tempe juga banyak di Merauke, tempe adalah makanan Indonesia".
Melihat tampilan tempe setelah dimasak, perut langsung keroncongan. Belum lagi mencium harumnya, tidak tahan ingin segera menyantap makanan murah meriah ini. Tak hanya lezat, sepotong tempe mengandung berbagai unsur bermanfaat, seperti protein nabati terbaik serta komponen antibakteri yang bermanfaat besar bagi kesehatan.
Tempe yang dicampuri zat berbahaya
Biasanya para pedagang tempe yang curang akan menggunakan zat pewarna tekstil dalam adonan tempenya. Saat menaburi kedelai dengan ragi, si perajin tempe mengeluarkan senjata rahasianya, yaitu menaburi dua sampai tiga sendok serbuk pewarna tekstil tersebut ke dalam tong penampung kedelai. Maksudnya agar tempe kelihatan cerah dan menarik. Sungguh tragis...
Cara membedakan tempe asli dengan tempe yang dicampuri zat berbahaya
a. Tempe yg mengandung Pewarna tekstil:
- warna tempe lbh cerah kekuning kerah
- Tempe lebih cepat busuk
- tempe setelah dimasak agak keliatan kekuning kuningan
b. Tempe yg murni
- warna tempe agak keputihan alias tdk terlalu kuning
- Tempe lbh tahan lama
- Tempe yg setelah di masak bewarna kecoklat coklatan..
Semoga membantu..!
Posting Komentar
AYO COMENT . . . .!!!!
PENDAPAT ANDA SANGAT SAYA BUTUHKAN . . . .